
SMA Negeri 1 Aikmel yang kini menjadi sekolah nomor 1
di kabupaten Lombok Timur tampaknya perlu mengadakan evaluasi. Pasalnya,
beberapa tahun terakhir, prestasi yang diraih mulai menurun.
Menanggapi hal ini, kepala
sekolah SMAN 1 Aikmel, Budi Mulyana, mengatakan perlu ada pembenahan dari semua
pihak. “kita perlu perbaikan, mengingat prestasi sudah mulai menurun, seperti
tidak adanya wakil kita yang mendapat juara olimpiade di tahun kemarin”
tegasnya pada acara apel bendera di SMA itu.
Selanjutnya, Budi
juga mengapresiasi dan menyampaikan terimakasih kepada pak Sofyan Azri Syakuri selaku pembimbing peserta cerdas-cermat empat pilar berbangsa dan bernegara,
walaupun utusan SMAN 1 Aikmel hanya sampai pada babak semi-final tapi perjuangan
yang dilakukan sudah luar biasa. “saya mendapat telpon dari kepala sekolah SMAN
1 Selong, katanya SMAN 1 Aikmel lawan SMAN 1 Selong ini adalah final awal,
seharusnya kedua sekolah ini tidak bertemu dulu, mengingat kekuatan yang sama
besar” kata Budi.
Lomba cerdas-cermat tersebut
memang sangat luar biasa, dimana SMAN 1 Aikmel harus menghadapi SMAN 1 Selong
yang notabenenya adalah saingan turun-temurun. Pada lomba itu, skor kedua
sekolah saling mengejar, hingga akhirnya di akhir perlombaan diperoleh skor
yang sama yaitu 110. Sementara di regu B, SMAN 1 Wanasaba relative tidak
melakukan perlawanan, ini terbukti dari skor akhir yang diperoleh yaitu 70.
Menyiasati skor yang sama tersebut, dewan juri memutuskan untuk memberikan satu
soal tambahan yaitu soal yang langsung dibuat oleh dewan juri saat itu juga,
karena berhubung tidak adanya soal cadangan. Kepala sekolah SMAN 1 Selong yang
saat itu mendampingi siswanya sempat melayangkan protes dan mengusulkan agar
soalnya diambil dari soal di babak final, tapi dengan alasan keamanan dewan
juri menolak.
Selesai soal dibacakan, tim dari
SMAN 1 Aikmel sudah menekan bel dengan sigap, namun ketika akan dijawab, baru
disadari kalau pasal 25E yang diminta disebutkan ternyata tidak ada. Dengan
suara ragu, anggota tim SMAN 1 Aikmel mengatakan “tidak ada pasal 25E”. Dewan
juri kemudian menyadarinya, dan mengganti soal dengan yang lain. Dan soal
inilah yang berhasil direbut oleh tim dari SMAN 1 Selong, hingga menjadikan
mereka lolos ke final.
“terimakasih kepada anak-anak yang
sudah ikut lomba cerdas-cermat ini” kata pak Budi.
Selain membahas cerdas cerdas
cermat, pak Budi juga menyampaikan apresiasi pada tim debat bahasa inggris,
yang bernasib sama dengan tim cerdas cermat, gugur ditengah jalan.
0 komentar:
Post a Comment