Menjelang kelulusan siswa SMA yang beberapa bulan lagi, semakin banyak yang menonton video motivasi masuk UI yang saya upload di YouTube dan kemudian banyak pula yang menghubungi saya. Pertanyaan  paling mendasar yang pertama kali ditanyakan adalah; susah nggak sih masuk UI?. Well, saya yakin tidak semua yang bertanya itu tidak tahu jawabannya, kadang ada yang bertanya  untuk mendapatkan motivasi.

Kali ini saya akan menjelaskan beberapa strategi yang memperbesar kemungkinan anda lulus di Universitas Top. Saya menjelaskan ini karena setidaknya saya pernah punya pengalaman mendaftar di UI, universitas terbaik di Indonesia berdasarkan survei dari lembaga-lembaga pemeringkat universitas seluruh dunia berikut; Webometrics, Times Higher Education, QS University Ranking, dan UI Green Metrics. Selain pengalaman pribadi saya, juga ada pengalaman dari teman-teman lain baik itu yang di UI, ataupun universitas top lainnya seperti ITB dan UGM. Jadi disini kita akan bahas secara umum ya.

Susah nggak sih masuk universitas top? Saya ingin anda sendiri yang menjawabnya. Saya berikan contoh; waktu saya mendaftar dulu melalui jalur SNMPTN, ada lebih dari 1200 siswa lain yang juga mendaftar pada jurusan yang sama, sementara kuota yang tersedia hanya 38. Jumlah kuota tersebut hanya untuk jalur SNMPTN, tidak termasuk SBMPTN dan jalur mandiri. Mungkin kalau dilihat secara sekilas persaingan tersebut sangat berat, tapi percayalah berat-ringan itu relatif. Semakin besar usaha anda untuk belajar, maka jalan akan semakin terlihat lebih terang, kemungkinan masuk universitas yang anda inginkan akan semakin terbuka lebar.
Yang pertama kali harus dipahami adalah jenis seleksi masuk perguruan tinggi negeri ada 3; yaitu SNMPTN (biasa disebut undangan), SBMPTN, dan jalur mandiri. Berikut penjelasan tentang seleksi  tersebut;

  1. SNMPTN

Ini adalah seleksi paling awal, dibuka ketika masih berada di bangku kelas 3 SMA. Lolos melalui seleksi ini paling enak, karena kita mendapat “undangan” langsung untuk kuliah di kampus yang kita pilih.
Ada beberapa hal utama yang menjadi penilaian dalam seleksi ini. Pertama, nilai rapor. Usahakan nilai rapor stabil dari semester satu sampai semester 5, kalau selalu naik akan lebih lagi. Nilai setiap mata pelajaran di rapor akan diunggah oleh pihak sekolah, kecuali beberapa mata pelajaran ekstra, seperti seni budaya itu tidak ikut dimasukkan. Kedua, prestasi selama SMA. Anda akan diminta untuk mengunggah maksimal 3 sertifikat bukti prestasi terbaik, baik di bidang akademis dan non-akademis.
Pada seleksi ini, kita bisa memilih maksimal 2 PTN dengan syarat 1 PTN di dalam daerah dan 1 PTN di luar daerah. Kita juga bisa memilih beberapa jurusan (kalau tidak salah 3 jurusan). Anda harus menempatkan universitas yang paling anda impikan di prioritas pertama (pilihan pertama), kemudian jurusan yang paling anda inginkan di pilihan pertama juga.

Nah mitosnya (tdk tahu benar atau tidaknya) adalah kemungkinan lulus di pilihan kedua, baik universitas maupun jurusan, itu sangat kecil. Mungkin anda pernah mendengar bahwa universitas A tidak mau di-nomor-duakan. Begitu juga dengan jurusan, kecil kemungkinan bisa lulus di pilihan kedua, kecuali kalau memang passing grade antar dua jurusan tersebut sangat jauh berbeda. Hal ini terbukti dari sangat sedikitnya mahasiswa yang lulus di pilihan kedua melalui jalur ini.
Berikut beberapa tips untuk memperbesar kemungkinan lulus;
1.    Berani daftar. Ini adalah tips paling utama. Anda tidak akan tahu apakah anda bisa lulus atau tidak jika tidak berani mendaftar. Seorang teman sekelas saya ketika masih SMA ingin sekali kuliah di UGM, namun masalahnya selama puluhan tahun sekolah kami berdiri belum pernah ada yang lulus di UGM melalui jalur ini. Ia tidak memikirkan apa kata orang yang meremehkannya, ia tetap menempatkan UGM sebagai pilihan pertama dan satu-satunya universitas tujuan. Alhasil, saat pengumuman ia berhasil lulus dan menjadi orang pertama yang bisa masuk melalui jalur ini. Jadi, jangan pernah takut mendaftar karena itu sama saja artinya dengan kalah sebelum berperang.
2.   Pilih satu universitas. Ini berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman yang lain, dimana kami menetapkan hati untuk mengejar mimpi di universitas yang paling kami inginkan. Sebagaimana teman saya tadi, saya juga waktu seleksi dulu hanya memilih satu universitas. Ada juga teman saya dari Teknik Elektro yg mengatakan, pilih satu jurusan dan satu universitas akan memperbesar kemungkinan lulusnya, itulah yang ia lakukan dulu dan ia berhasil.
3.    Ketahui saingan anda. SNMPTN pada dasarnya adalah seleksi untuk mencari siswa-siswi terbaik dari suatu sekolah. Tips ini mungkin hanya berlaku sekolah yang hanya biasanya hanya menerima satu atau dua orang di satu jurusan yang sama, seperti sekolah saya, dimana UI tidak pernah menerima lebih dari satu orang di jurusan yang sama. Misalkan prestasi si A biasa-biasa saja dan Ia ingin mendaftar Fakultas Kedokteran UI, sementara di sekolah itu juga ada si B yang prestasinya jauh lebih baik dari si A. Maka kemungkinan besar yang akan diterima adalah si A. Jadi ketahuilah saingan anda, karena dengan itu anda akan bisa mengukur kemungkinan kelulusan anda.
4.     Maksimalkan prestasi. Unggah 3 sertifikat prestasi terbaik anda. Kemungkinan lulus akan lebih besar jika prestasi yang anda raih selama SMA linier dengan jurusan yang anda pilih.
5.      Berdoa. Perbanyaklah berdoa agar diberikan yang terbaik.

Anyway, SNMPTN itu adalah seleksi yang paling mendebarkan dan juga paling abstrak. Kenapa? Karena penilaiannya terlalu banyak dan tidak bisa kita ukur sendiri. Tidak ada jaminan seseorang akan lulus melalui seleksi ini, bagaimanapun prestasinya. Seleksi ini juga yang membuat banyak siswa lalai untuk belajar. Jeda antara UN dan pengumuman SNMPTN biasanya banyak godaan untuk tidak belajar, harapan yang tinggi untuk lulus SNMPTN membuat kemalasan semakin menjadi-jadi, hehe. Ketika waktu SMA dulu, sejak awal kelas 3 saya sudah mulai serius belajar soal-soal SBMPTN. Bahkan semester 6, saya total selalu belajar SBMPTN, jarang sekali belajar untuk UN, tentu saja karena tantangan untuk lulus UN tidak ada apa-apanya dibanding tantangan untuk masuk universitas negeri terbaik. Teman-teman saya banyak yang tidak menyiapkan, bahkan ketika selesai UN-pun masih pada santai, pergi liburan ke berbagai tempat. Waktu itu saya benar-benar fokus ingin masuk UI.

2.      SBMPTN

Sesuai namanya, ini adalah seleksi nasional untuk masuk PTN yang diadakan pemerintah. Seleksinya adalah melalui ujian tertulis. Universitas manapun yang dituju, soalnya sama. Tapi tentu walaupun soalnya sama, persaingannya berbeda. Misal untuk masuk universitas biasa dibutuhkan nilai 70, bisa saja untuk masuk universitas top dibutuhkan nilai 90. Tesnya dilakukan di seluruh Indonesia secara serempak.
 
3.      Seleksi Mandiri

Berbeda dengan dua jenis seleksi diawal yang diadakan pemerintah, jenis seleksi yang ketiga ini diadakan oleh masing-masing universitas. Lokasi tesnya untuk universitas-universitas top ada di beberapa kota besar saja (bisa di cek di web PTN terkait). Namanya pun berbeda-beda, kalau di UI disebuk SIMAK UI (seleksi masuk UI). Biasanya, soal untuk seleksi mandiri ini lebih sulit daripada SBMPTN. Selain itu, biaya untuk tes ini juga lebih mahal loh. Hehe.

Well, setelah mengetahui jenis-jenis seleksi masuk PTN, udah kebayang kira-kira lulus lewat yang mana?

Inti dari strategi ini adalah persiapan sedini mungkin dan sebaik mungkin. Jangan sia-siakan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan fokus anda, toh itu semua bisa dilakukan ketika anda sudah lulus nanti. Kalau anda masih kelas X atau kelas XI, bergegaslah untuk memulai persiapan. Karena kalau sudah kelas XII, waktu anda sangat singkat. Ada les tambahan dari sekolah, belum lagi try-out UN. Jangan terlalu berharap untuk lulus melalui SNMPTN. Setelah mendaftar, lupakan. Kalau kata salah satu guru saya dulu, nggap diri anda tidak lulus, agar lebih serius lagi belajar. Seandainya jika anda bukanlah orang yang memiliki prestasi ‘wow’ di sekolah, maka anda harus belajar lebih serius lagi. Eits, bukan berarti anda yang memiliki prestasi luar biasa nggak perlu belajar, anda juga harus tetap belajar, karena anda tidak tahu prestasi saingan anda di luar. Kemudian, jangan pernah minder. Semua kita sama saja. Universitas tidak melihat dari keluarga seperti apa anda berasal ataupun dimana anda tinggal. Yang dilihat adalah kualitas anda, apakah layak atau tidak untuk diterima.

            Terakhir, jaga nyala mimpi anda, seredup apapun jangan biarkan ia padam. Saya ingin mengutip kalimat dari Rihan Andaulah, salah satu penulis dalam buku Laskar Beasiswa PPI Belanda;
Dan seredup apapun mimpi itu, saya tak pernah membiarkannya padam. Karena  saya  meyakini  bahwa  keberadaan  cita-cita  akan  membuka  pintu  ruang kemungkinan  yang  nisbi,  sementara  ketiadaan  cita-cita  berarti  ketidak-mungkinan yang mutlak. Dengan adanya keyakinan maka ruang ikhtiar akan terjadi, dan ikhtiar bisa jadi berbuah seperti yang kita inginkan atau bisa jadi tidak. Ada probabilitas disini untuk sukses atau gagal. Sebaliknya, ketiadaan cita-cita akan memberikan hasil yang absolut; ketiadaan. Coba saya jelaskan dengan kalimat yang  (tidak)  indah  berikut: “If you aim nothing you will do nothing, and  the result must be nothing. So, you can only hope nothing for nothing”.

Selamat Berjuang!
Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 komentar:

Post a Comment

 
Top