Merayakan ulang
tahun adalah suatu hal aneh dan belum saya mengerti apa maksud serta tujuannya.
Oke, maaf beribu maaf. Bukannya saya tidak menyetujui adanya perayaan ultah,
bukannya saya tidak menyukai orang yang merayakan ultah, bukan itu. Saya juga
sering menghadiri perayaan ultah teman-teman saya. Jadi tulisan ini sama sekali
tidak mengucilkan orang yang merayakan ultahnya. Ini hanya ungkapan pendapat
saya. 100% subjektifitas saya.
Sudah sering saya
menghadiri perayaan ulang tahun dari teman-teman. Kebanyakan perayaan ultah
yang dilakukan berupa makan bersama di rumah teman yang sedang ulang tahun atau
meneraktir di luar. Tidak lebih dari sekedar perayaan kebahagiaan. Orang yang
ulang tahun biasanya sangat bahagia, tertawa dengan begitu lepas, saling lempar
dengan telur/kue/tepung. Hari ulang tahun seolah-olah hari kemenangan yang luar
biasa dan pantas dirayakan dengan semeriah-meriahnya.
Namun, berbeda
dengan kebanyakan orang, ketika tanggal 18 februari tiba, saya selalu bersedih.
Kesedihan yang saya alami setiap ultah itu bukan berarti mengurangi rasa syukur
saya kepada sang Maha Kuasa atas karunia berupa panjangnya usia yang diberikan.
Hal yang biasa saya lakukan pada hari ultah adalah menghabiskan waktu untuk
merenung dan memikirkan apa yang sudah maupun yang belum saya lakukan. Saya
selalu merasa belum siap untuk menginjak usia sedimikian banyak. Sekarang, 17
tahun sudah saya hidup di dunia ini, tapi sungguh masih banyak hal yang belum
saya lakukan, termasuk membahagiakan orang tua, kedua kakak, dan orang-orang
terdekat saya. 17 tahun yang saya lalui hanya untuk menyusahkan mereka. Selain itu,
hal yang membuat saya sedih adalah semakin berkurangnya sisa usia. Setiap detik
yang berlalu dalam hidup ini semakin mendekatkan saya pada dunia kesejatian,
yaitu mati. Setiap ulang tahun itu menjadi pengingat bahwa sisa usia saya
berkurang satu tahun. Semakin dekat, dan semakin dekat. Tidak akan ada kata
menghindar dari kematian. Cepat atau lambat, siap atau tidak, saya pasti dijemput
oleh sang Malaikat Maut. Apa yang terjadi setelah saya pergi meninggalkan dunia
ini?. Masihkah saya dikenang oleh keluarga, sahabat dan teman-teman?. Atau
mereka akan melupakan saya begitu saja. Setelah pergi nanti, tidak akan ada
yang bisa memaksa mereka untuk mengingat saya. Wajar jika mereka lupa, karena
saya belum menghasilkan apa-apa untuk mereka.
Atas kekhawatiran
itulah, saya tidak pernah sebahagia orang lain hari ulang tahun, itu sebabnya
saya tidak pernah merayakan ultah barang sekalipun.
Tapi, sekali lagi
saya tekankan, bukannya saya tidak setuju dengan perayaan ulang tahun. Silahkan
bagi anda yang merayakan, rayakanlah dengan niat untuk mensyukuri usia yang
telah diberikan-Nya. Tapi satu hal yang ingin saya pesankan; jangan melupakan
arti dan makna dari ulang tahun itu sendiri. Sesungguhnya itu adalah
pemberitahuan atas banyaknya nikmat Allah yang telah anda terima sekaligus
sebagai peringatan bahwa sisa usia anda semakin berkurang.
APA HADIAH ULANG TAHUN YANG TERBAIK?
Nasehat. Ya,
itulah hadiah ulang tahun yang paling indah. Saling mengingatkan tentang
kebenaran. Sangat disayangkan jika ada yang memberikan hadiah ulang tahun yang
tidak nyambung dengan hakikat ulang
tahun itu sendiri. Beberapa hari yang lalu, sempat saya bertanya kepada seorang
teman tentang apa hadiah ulang tahun yang akan tepat untuk sahabat saya, zakia.
Teman itu menjawab “berikan saja cokelat”. Tawa kecil langsung muncul setelah
mendengar jawaban itu. Apakah tidak boleh memberikan hadiah berupa cokelat?.
Mengenai hal ini tidak ada larangan, boleh-boleh saja memberikan hadiah
cokelat, boneka, atau apapun. Tapi alangkah lebih baik jika hadiah yang
diberikan adalah sesuatu yang bermanfaat dan bisa dikenang. Dan setiap kali
memberikan hadiah, tolong jangan dilupakan point pertama, nasehat. Sertakan
nasehat disetiap hadiah ulang tahun yang anda berikan.
0 komentar:
Post a Comment